18.10.06

Model Pengamanan Komplek

Ada berbagai cara mengamankan komplek perumahan dari pihak-pihak yang hobi memanfaatkan kesempatan, maklum maling sekarang makin inovatif, jadi diperlukan upaya untuk menandingi [apa penyeimbangan?]. Konsep perumahan dengan model cluster, dirasa cukup efektif mengurangi kemalingan, dimana gerbang komplek perumahan menjadi dua fungsi pintu masuk dan keluar serta dijaga ketat oleh satuan keamanan sekelas satpam. Setiap orang yang hendak memasuki komplek terutama yang bukan warga setempat diwajibkan meninggalkan kartu identitas. pengalaman saya waktu itu ora trimo ninggalke KTP, namun juga ditanya macem-macem seputar tempat tujuan dan maksud kedatangannya. Bagi saya pengalaman ini tentu saja mengagetkan, kesannya su'udzon gitu lah.. maklum wong ndeso sebab dikampungku sana satpam cuma ada dikantor-kantor jarang ada dikomplek perumahan. Tapi yen tak pikir neh, kalo bersih kenapa harus risih, ya toh..?

Lalu bagaimana dengan model perumahan yang nggak pake satpam diportal masuk? pastinya mereka punya cara sendiri untuk mengamankan wilayahnya, diantaranya mewajibkan warganya untuk ronda setiap malam atau menggunakan jasa hansip [si hansip tadi setiap malam mengambil jumputan yang ditempel didekat pintu masing-masing rumah]. Berbeda dengan kompleks perumahan didekat kos-kosan saya, beberapa ruas jalan selalu ditutup hanya satu ruas jalan saja yang terbuka. mungkin maksudnya membatasi kendaraan yang keluar masuk melewati komplek perumahan. Seperti pengalaman saya semalam [waktu itu sehabis beli makanan untuk sahur] saya harus kecele sampai tiga kali karena jalan yang saya lalui semuanya ditutup. Maksud hati kalo lewat komplek perumahan aksesnya lebih cepat tapi ternyata prakteknya saya harus muter balek tiga kali sambil muter-muter nyari jalan menuju kos-kosan saya. untung saya naik motor, coba kalo saya naik truk gandeng, repot kan..

No comments: