Istilah "kakean mangan brutu"

Pernah denger kata brutu? itu loh.. organ tubuh ayam yang paling terbelakang alias pantat ayam kalo di jawa jenenge silit ayam. Biarpun organ terbelakang namun buat sebagian orang brutu menjadi bagian yang most wanted ketika mereka sedang berpesta pora menyantap ayam. Bahkan pernah dalam acara barbecueing (halah bilang aja mbakar-mbakar) ayam, seorang teman sempat-sempatnya adu mulut gara-gara sebelumnya rebutan brutu sama temen yang lain. Hikz kok iso lho..

Terkait dengan brutu, saya jadi inget dengan istilah jawa "kakean mangan brutu" yang dalam bahasa persatuan kita berarti kebanyakan makan brutu. Istilah itu ditujukan untuk seseorang yang plin-plan bin tidak punya pendirian. Saya inget banget ibu saya biasa mengistilahkan itu kalau melihat anaknya plin-plan dalam membuat keputusan. Padahal jujur -yakin sumpah- saya nggak doyan brutu dan saya belum pernah secara sadar menyantap makanan itu. Sampai sekarangpun saya masih dibikin bingung dengan istilah itu, terkesan ada implikasinya kalau kita hobi menyantap brutu maka kita jadi punya penyakit plin-plan and tidak punya pendirian. Benar atau tidaknya mbohlah enyong ora ngerti son, mungkin itu hanya sekedar istilah untuk menggambarkan keadaan, bukan hasil survey apalagi riset ;p

Melongok negeri ini yang syarat dengan permasalahan ditambah dengan penyelesaian yang bisa dikatakan biasa selalu lamban bin mbatmbut alias plin-plan and inggrang-inggring. Sebut saja kasus semburan lumpur panas di Porong Jawa Timur yang sudah genap empat bulan, namun belum ada langkah kongkret yang diambil [pemerintah] untuk mengatasi kondisi yang kian hari kian memburuk, padahal tanggul penahan sudah banyak yang mulai jebol sedangkan sebentar lagi musim hujan akan tiba, bisa dibayangkan luapan lumpurnya akan menambah daftar tenggelamnya desa-desa disekitar daerah luapan. Sampai kapan kasus lumpur bisa diatasi kalo opsi-opsi yang ditawarkan hanya sebatas opsi tanpa ada langkah yang serius untuk mengatasinya. Jadi pantas gak sih kalo istilah "kakean mangan brutu" ditujukan untuk [pemerintah] di negeri ini?