29.3.06

Do'a Yang Disertai Usaha = (InsyaAllah) Makbul

Alkisah ada seseorang tersesat didalam hutan, sebut saja si Fulan. Dalam kebingungan dan rasa panik, kesana kemari ia mencari jalan keluar namun tak kunjung ia temukan. Sampai pada akhirnya ia kelelahan, ia pun istirahat, rasa lapar pun menjangkit perutnya. Di tengah rasa lapar yang semakin hebat ia terkapar lemah. Si Fulan akhirnya lupa akan kejadian bahwa ia tersesat. Mungkin karena lapar yang semakin hebat sehingga ia lupa.

Cerita berlanjut ke episode si Fulan mencari makanan. Si Fulan tadi tidak kunjung juga menemukan makanan, dalam rasa yang putus asa ia memanjat doa, "ya Tuhan, berilah hamba makanan untuk mengganjal perut hamba yang sedang lapar ini, hamba perlu energi untuk melanjutkan perjalanan ini, ya Tuhanku". Tak henti-hentinya ia berdoa sambil terus menerus mencari makanan. Ditengah ladang ia berdoa, ditepi sungai ia berdoa, dimanapun ia menjelajah selalu terpanjatkan doa untukNya. Sampai akhirnya tubuhnya lemas, pingsan dan mati, ditengah-tengah hutan yang sepi dan kelaparan.

Lanjut cerita, si Fulan tadi dibangkitkan dari kubur, dan ketemu dengan Tuhan. Dalam pertemuan itu si Fulan protes kepada Tuhan, "Ya Tuhan, dimana Engkau ketika hamba lapar dan tersesat? dimana Engkau ketika hamba memanjat doa dan mohon pertolonganMu? bukankah Engkau Maha Penolong? tapi mana ketika hamba butuh Engkau?. Dan Tuhan menjawab, "Wahai hambaKu, tidak kah kau lihat tanda-tanda pertolonganKu? kau kutunjukkan ladang yang penuh singkong siap masak, kau pun kutunjukkan sungai dengan ikan-ikan yang segar, bukan Aku yang seharusnya kau salahkan, Aku sudah menjawab semua do'amu, tapi Aku tidak melihat usahamu untuk mencapai tujuanmu".

Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, terkadang kita seperti si Fulan. Kita berdo'a kepada Allah SWT setiap waktu, detik, jam, hari. Kita berharap Allah SWT akan mengabulkan semua permintaan dan cita-cita kita. Namun kita suka tidak sadar bahwa sebenarnya Allah sudah menunjukkan jalan kepada kita untuk menuju cita-cita atau harapan kita, namun kita sendiri enggan mencapai jalan itu. Kita mungkin sudah terbiasa hidup dengan cara-cara instant layaknya kita pengen secangkir kopi atau teh, tanpa harus berlama-lama tinggal 3 menit langsung siap saji, enak lagi. Tapi Allah tidak mengajarkan cara instant kepada kita, semua butuh proses, perjuangan untuk mencapai sesuatu, pengorbanan waktu, serta usaha yang tiada kenal lelah, dan permohonan do'a kepada sang kholiq semoga jalannya dimudahkan, dan berakhir dengan penuh barokah dan ridhoNya.

No comments: