22.12.06

Teruntuk Wanita Mulia

Garis-garis wajahmu semakin jelas terkesan. Kau tidaklah seperti tiga puluh enam tahun yang lalu, disaat seorang pangeran meminta cintamu tuk dipersembahkan kepadanya. Tapi kecantikan dan kemuliaanmu seakan tak pernah hanyut ditelan oleh pusaran waktu. Pesona dan kharismamu menghadirkan sejuta cinta dan kasih sayang. Kau adalah permaisuri dari pangeran cinta yang pemberani. Bunda dari putra sejuta asa. Kau hadirkan senyuman saat kami mendambakan sinar terang yang tertutup oleh kabut keputusasaan. Kau berikan kehangatan saat kami merindukan mentari yang tersingkirkan oleh dinginnya kesedihan. Belaian tanganmu mengalir lembut menghapus debu-debu ketakutan. Tak pernah terputus olehmu menengadah ke arah Tuhan dalam untaian kata-kata dan butiran-butiran air matamu diatas sajadah menghampar disetiap malam-malam tahajudmu. Kau adalah seberkas cahaya yang tiada akan pernah redup. Selalu menerangi sisi kalbu kami. Kini dan nanti.

*******
Apakah saat ini anda juga kangen dengan Ibu?
Ya Allah.. muliakanlah dia sebagai tamu-Mu saat ini, amien.

4 comments:

Anonymous said...

setuju kang, i love u mom :)

lihatlah wajah jujur soerang ibu yang sedang tidur, maka kita akan meneteskan air mata atas kasih sayang nya.

Anonymous said...

betul mas... kalo baca tulisan mas rasanya pengen nangis *serius*..
bukannya sok sentimentil...

tapi karena teringat sama ibuku... (masih begitu banyak kesalahan yg aku perbuat n itu tak sebanding dengan kasih sayangnya)...

btw
selamat hari ibu...
tuk ibu-ibu semua :)

Anonymous said...

jadi ingat Ibu.....bagitu banyak keinginan yang ingin kuberikan pada Ibu, sayang Allah memanggilnya terlebih dahulu.....*sedih*

Ibu tidak menyaksikan aku nikah dan tidak pula menyaksikan kelahiran cucu2nya.....

Anonymous said...

@ fiadi+joni+evi : terimakasih komentnya *bingung mo bales apa* ;p