28.4.06

Saya dan Pelajaran Tentang Hari Ini

Rumput tetangga kelihatan lebih hijau
daripada rumput dihalaman sendiri..

Sudah sering kan dengar pepatah diatas? Gambaran arti dari pepatah itu sepertinya sedang merasuki pikiranku akhir-akhir ini. Seperti... "Gimana ya rasanya kerja di pusat kota seperti dibilangan Sudirman, Thamrin, atau Rasuna Said pasti banyak yang indah-indah yang bisa dillihat disana", atau... "Enak ya jadi PNS, nyantai.. (maaf ya.. itu juga menurut pengalaman sebagian temen saya), ada lagi.. "Kapan ya bisa pindah ke perusahaan bonafide yang mau kasih gaji gede, bla..bla..dsb..".

Berbagai upaya telah dicoba, dari ikutan milis head hunter, submit resume ke situs-situs lowongan pekerjaan, kirim lowongan by e-mail sampai dengan cara kuno mengirim lamaran lewat post dengan banyak lampiran nggak penting seperti SKKB, Surat Kuning, dan Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani, halaaah.. hare gene! namun hasilnya belum tampak juga. Undangan tes dan interview memang sempat beberapa kali mengisi perjalanan hidup saya, halaah.. :p tapi pernyataan permohonan tulus untuk menjalin "hubungan" yang serius sering berujung pada penolakan, hiks...

Seperti kemarin sepucuk surat dari perusahaan "the dream company" jatuh dirumah kontrakan sepupuku, setelah dibaca dan tahu isi suratnya.. "naseb tenan awakku iki..." pikirku. Surat penolakan dengan isi yang cukup menyakitkan "Maaf kami belum bisa menerima Anda, ..semoga Anda berhasil di kesempatan lain..". Sedih... pasti, gelo... iya, gimana nggak &*+#%$@^ kalo tahapan-tahapan tes sudah saya jalani dari psikotes, interview dengan HRD, sampai ngobrol santai bareng user. Tinggal medical test aja, terus lolos. Tapi semuanya sirna karena gejolak dilematis. Saya harus tinggal di Lampung karena penempatannya disana, sedangkan saya mengajukan preferensi untuk sementara kerja di sekitar jabotabek karena urusan study yang gak bisa diajak kompromi. Yah.. kali ini memang belum rezeki.

Bener juga kata dia - perempuan berkerudung dan bermata indah itu - lewat SMS yang ia kirim ke saya, "Mas.. yg sabar yah. Kl Allah blm ngasih apa yang terbaik menurut kita, pasti sdh disiapkan apa yang terbaik menurutNya utk kita :)" mudah-mudahan ya dik... kalo sabar Insyaallah buahnya manis. Saya sering salut dengan kata-katanya, dia senantiasa penyeimbang buat jiwa saya manakala goyah dengan hidup yang menurut saya semakin membosankan. Saya tersentak ketika dari bibirnya terucap, "Mas.. kita hidup untuk sekarang dan hari ini, hadapi dengan serius karena esok belum tentu ada". Saya jadi teringat dengan masalahku, "Haruskah saya sibuk memperhatikan "rumput tetangga" di luar sana? sementara "rumput halaman sendiri" dibiarkan terbengkalai, tidak dirawat, tidak disiram dan tidak diberi nutrisi, padahal ini semua "kepunyaanku" sekarang.

Hhh.. mungkin keadaannya tidak sedemikian parah - dimana saya jadi kehilangan motivasi kerja - kalo saya sadar dari awal bahwa apa yang saya kerjakan hari ini, akan berbuah dimasa mendatang. Dan mudah-mudahan ya dik... kalo sabar Insyaallah buahnya manis.
Dan mungkin... pepatah diujung tulisan ini lebih tepat jika berbunyi :

Rumput tetangga kelihatan lebih hijau..
manakala kita tidak pandai merawat rumput dihalaman sendiri..

20.4.06

Lagi puwenak-puwenak kok dibubut ..

Wah nasep tenan.. hujan deres turun pas banget dengan jam pulang kerja, hiks..
Udan-udan gini enake ngopo yo...?
oh ya.. *dapat ide* ada kopi sachet..
Ngopi sek sambil ditemani dengan sebungkus rokok lembut "tanya kenapa"
wuenak tenan...
kurang sip kalo gak pake ngelamun ama ngayal..
andai a..a..a..a..a.. atoh!! (temen nimpuk kulit jeruk dari belakang), bang***!!
ya.. amblas.. nggak jadi nikmat dech..
lagi puwenak-puwenak kok dibubut..
pulang aja ah!

13.4.06

Bukit Sentul Lake



Difoto dengan menggunakan digital camera pinjeman

11.4.06

Akhir Pekan Yang Istimewa

Pernah touring bareng temans rame-rame naik motor?
Baru kali ini saya dapetin pengalaman yang mengasyikkan.
Sabtu pagi kemarin, dengan berkendaraan kurang lebih 40 motor dan satu Panther Touring sebagai pengawal dan pemuat logistik, meniti perjalanan dari Cileungsi ke Cibodas.
Rencana berangkat jam 07.30 teng! tapi kenyataannya molor, biasalah.., mungkin salah satu penyebabnya dari saya, hehe.. sorry pak ketua, saya memang belum canggih dengan yang namanya bangun pagi, dateng ontime, dan self management.
Dan lagi-lagi saya bikin masalah, sudah datang jam 07.40 belum isi bensin lagi, sorry once again pak ketua!. Setelah mendapat ijin dari pak ketua saya akhirnya bergegas meluncur ke pom bensin dekat pabrik. Tepat pukul 08.00 kita bergegas, berdoa sebelum keberangkatan, dan selanjutnya perjalananpun dimulai.

*****
Perjalanan kemarin begitu banyak memberikan pelajaran dan pengalaman berharga buat saya. Terutama akan arti sebuah keselamatan dalam perjalanan. Dibutuhkan kehati-hatian, koordinasi yang kompak, dan sikap sabar untuk tidak saling mendahului. Saat itu saya tersadar ketika seorang teman terlibat dalam sebuah insiden kecil, akibatnya perjalanan tertunda untuk beberapa menit, tapi beruntung semua berakhir dengan baik. Dan kitapun bisa lanjutkan perjalanan.

Jarak Cileungsi - Cibodas sebenarnya mungkin bisa dilalui sekitar 2 sampai 3 jam, namun karena kita jalan santai, dan banyak berhenti (seingat saya kita kemarin berhenti hampir 3 kali, dan itu lama) sehingga jarak tersebut ditempuh sampai 4 jam. Kita melalui jalur alternatif, demi untuk menghindari macet. Dari pasar citeureup lurus dan pada akhirnya tembus Bukit Sentul - kompleks perumahan mewah dengan pemandangan yang sangat asri. Kita sempat beristirahat di danau cukup lama. Sambil menunggu Panther, kita semua mengabadikan moment dalam jepretan kamera digital - kegiatan yang tak pernah terlewatkan, kejuuu..!!

******
Sampai akhirnya kita ditempat tujuan, waktu menunjukkan pukul 12 siang. Uh.. 4 jam dalam perjalanan, pantat panas, badan pegel gak karuan, lemes. Tapi semua itu terbayarkan dengan pemandangan alam yang indah dan suasana yang segar dan nyaman. Untuk sejenak saya membiarkan udara sejuk alam desa itu memasuki dengan lembut pori-pori kulitku, dan merelakan ketegangan dan beban-beban berat hempas lepas dari pikiranku. Sampai akhirnya Si tuan rumah mempersilakan kita untuk menikmati hidangan siang, hidangan yang sederhana itu terasa sangat istimewa. Sayur lodeh terong, sambal lalap dan ikan asin berasa seperti hidangan hotel bintang lima, nikmat banget. Ditambah dengan suasana udara yang cukup dingin, dan rombongan yang rame (lebih tepatnya berisik), mana ada makanan yang nggak enak, semua lezat.

Usai menikmati hidangan siang, mata seperti tidak mau berkompromi, ngantuk. Rebahan dulu sebentar diatas kasur empuk, sampai akhirnya seorang teman membangunkan saya untuk sholat Dhuhur. Usai sholat kita semua bergegas ke kebun raya cibodas. Dengan berkendaraan motor waktu yang ditempuh tidak lebih dari 5 menit sampai menuju gerbang, deket banget kan.. lha wong jaraknya kurang lebih 500m dari villa kita menginap.

Subhanallah, Tuhan begitu agungnya menciptakan alam seindah ini. Saya terhanyut oleh keindahan taman ini. Gesekan daun-daun pepohonan, gemuruh air terjun Ciismun, gemericik sungai berbatu dan kicauan burung-burung seperti sebuah harmoni musik yang indah dari sebuah konser orkestra. Ya.. saya terlena dengan suasana itu, dan dengan cepat melupakan rutinitas yang menyebalkan akhir-akhir ini. Monthly Report, Annual Tax Report, entry data dan rutinitas menyebalkan yang lain hilang sekejap dari pikiran, lega rasanya.

Nggak terasa hari sudah mulai petang, dan kita sudah puas mengelilingi kebun, menapak jalan menuju air terjun Ciismun, dan tentunya mengabadikan momentum kebersamaan dalam jilatan cahaya blitz dari kamera digital pinjeman - yang baterainya nggak tahan lama. Kita pulang menuju villa.

Akhir pekan kemarin terasa begitu istimewa, sekian lama saya tidak menikmati suasana ini. Pergi jauh dari kesumpekan pabrik, terbebas dari kebisingan knalpot kendaraan bermotor, teriakan calo angkot, dan klakson mobil. Menghabiskan waktu dengan teman dan sahabat, bersenda gurau, dan melewati malam dengan tidur yang tidak nyenyak karena sesak, adalah saat yang indah dan mungkin tidak akan pernah terhapus dari memori pikiranku. Saat - saat itu seperti "vitamin" yang memberikan suntikan motivasi buat saya untuk terus survive. Ya..betul, bertahan hidup! Bertahan dengan kondisi, mensyukuri apa yang ada, dan berupaya berbuat lebih baik. Dan akhir pekan kemarin benar-benar terasa begitu istimewa.

******
Hari minggu pagi, dengan cara paksa saya dibagunkan oleh sekelompok pecinta bangun pagi. Uh..menyebalkan! gak bisa liat orang seneng. Berdalih masih ngantuk saya pindah ruangan untuk meneruskan aktivitas ngeboku. Tapi tetep saja nggak bisa lanjut karena sekelompok itu memakai cara lain dengan menyuarakan musik rumah kenceng banget, ampun! Akhirnya dengan lapang dada saya menyerah dengan keadaan, sial!. Kemudian bergegas mengambil air wudhu dan sholat.

******
Pukul 7 pagi kita siap-siap untuk pamitan, setelah sarapan dan berkemas, dan mengucapkan sepatah dua patah ucapan terima kasih kepada tuan rumah, akhirnya kitapun menempuh perjalanan pulang. Sama seperti saat keberangkatan kemarin, pak ketua memberikan kiat-kiat magic supaya selamat sampai tujuan, dan insiden kecil seperti kemarin semoga tidak terulang.

******
Akhir pekan kemarin terasa begitu istimewa, perjalanan yang menyenangkan, perjalanan yang memberikan pelajaran hidup dan pengalaman berharga, vitamin buat jiwa yang lelah agar bangkit kembali. Dan sungguh akhir pekan kemarin benar-benar terasa begitu istimewa.

5.4.06

...... OR.......

Keraguanku menyeruak tiba-tiba
Adakah ia di dirimu...?
Tertanam dalam di relung hati
Atau hanya penghias dibibir mungilmu.

Detikku bersamamu seperti asap
Hilang tanpa wujud
Aku semakin lelah
Merindukan cahaya yang semakin lama redup
Aku semakin bosan
Menunggu kepastian yang tak pasti

Kau melelahkanku
Mengetuk saat pintu hati tertutup
Tapi aku tak kuasa menguncinya
Kau membosankanku
Datang saat aku enggan dengan rayuanmu
Tapi aku tak kuasa menolaknya

Aku tak bisa memilih
Antara hidupku dan kamu
Tapi aku tak salah
Karena aku manusia bodoh.

Tulisan di atas terinspirasi oleh cerita sohib yang curhat tentang pengalaman hidupnya.
Buat sohibku : hidup itu pilihan, gunakan akal sehat, tentukan pilihan dengan bijak & dewasa, jangan jadikan penyesalan sebagai pilihan terakhir!!)