29.3.06

Diantara Pertemuan, Perpisahan, Ruang, & Waktu

Kenapa kita hanya setia pada hangatnya pertemuan?
lalu sedih dan tidak senang ketika perpisahan menjemput?
Bukankah waktu tidak selamanya abadi?

Waktu memang tidak selamanya abadi dan stagnan di satu titik. Ia mengalir mengikuti garis yang telah ditentukan oleh Sang sutradara semesta raya. Begitu pula pertemuan tidak selamanya kekal di satu titik, ia akan berganti dengan perpisahan. Ia ibaratnya sebuah lilin. Ia menghadirkan cahaya kedamaian dan kehangatan hingga akhirnya ia padam karena waktu. Lalu ia tergantikan dengan yang baru lalu padam dan kemudian tergantikan dengan yang baru lagi lalu padam dan seterusnya. Haruskah kita menyesal ketika menyalakan lilin itu dan menangis ketika ia padam? Haruskah kita menyesali sebuah pertemuan dan kemudian menangis karena perpisahan?

Sedih boleh-boleh saja ketika kita harus berpisah dengan sahabat-sahabat yang kita cintai, kasihi, sayangi, dan hormati (karena itu sifat manusia banget gituw loh!). Namun tidaklah dewasa kalau kita terlalu larut dalam kesedihan.
Perpisahan itu hanyalah sebuah masalah perbedaan jarak dimensi ruang dan waktu.
Bukankah kedekatan kita dengan sahabat-sahabat kita terletak pada hati kita masing-masing? Dan bukankah koneksitas hati kita tidak bergantung pada dimensi ruang dan waktu?

Dan mungkin bila nanti
Kita kan bertemu lagi
Satu pintaku jangan
Kau coba tanyakan kembali
Rasa yang kutinggal mati
Seperti hari kemarin

Saat semua disini

mungkin nanti - Peterpan


Do'a Yang Disertai Usaha = (InsyaAllah) Makbul

Alkisah ada seseorang tersesat didalam hutan, sebut saja si Fulan. Dalam kebingungan dan rasa panik, kesana kemari ia mencari jalan keluar namun tak kunjung ia temukan. Sampai pada akhirnya ia kelelahan, ia pun istirahat, rasa lapar pun menjangkit perutnya. Di tengah rasa lapar yang semakin hebat ia terkapar lemah. Si Fulan akhirnya lupa akan kejadian bahwa ia tersesat. Mungkin karena lapar yang semakin hebat sehingga ia lupa.

Cerita berlanjut ke episode si Fulan mencari makanan. Si Fulan tadi tidak kunjung juga menemukan makanan, dalam rasa yang putus asa ia memanjat doa, "ya Tuhan, berilah hamba makanan untuk mengganjal perut hamba yang sedang lapar ini, hamba perlu energi untuk melanjutkan perjalanan ini, ya Tuhanku". Tak henti-hentinya ia berdoa sambil terus menerus mencari makanan. Ditengah ladang ia berdoa, ditepi sungai ia berdoa, dimanapun ia menjelajah selalu terpanjatkan doa untukNya. Sampai akhirnya tubuhnya lemas, pingsan dan mati, ditengah-tengah hutan yang sepi dan kelaparan.

Lanjut cerita, si Fulan tadi dibangkitkan dari kubur, dan ketemu dengan Tuhan. Dalam pertemuan itu si Fulan protes kepada Tuhan, "Ya Tuhan, dimana Engkau ketika hamba lapar dan tersesat? dimana Engkau ketika hamba memanjat doa dan mohon pertolonganMu? bukankah Engkau Maha Penolong? tapi mana ketika hamba butuh Engkau?. Dan Tuhan menjawab, "Wahai hambaKu, tidak kah kau lihat tanda-tanda pertolonganKu? kau kutunjukkan ladang yang penuh singkong siap masak, kau pun kutunjukkan sungai dengan ikan-ikan yang segar, bukan Aku yang seharusnya kau salahkan, Aku sudah menjawab semua do'amu, tapi Aku tidak melihat usahamu untuk mencapai tujuanmu".

Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, terkadang kita seperti si Fulan. Kita berdo'a kepada Allah SWT setiap waktu, detik, jam, hari. Kita berharap Allah SWT akan mengabulkan semua permintaan dan cita-cita kita. Namun kita suka tidak sadar bahwa sebenarnya Allah sudah menunjukkan jalan kepada kita untuk menuju cita-cita atau harapan kita, namun kita sendiri enggan mencapai jalan itu. Kita mungkin sudah terbiasa hidup dengan cara-cara instant layaknya kita pengen secangkir kopi atau teh, tanpa harus berlama-lama tinggal 3 menit langsung siap saji, enak lagi. Tapi Allah tidak mengajarkan cara instant kepada kita, semua butuh proses, perjuangan untuk mencapai sesuatu, pengorbanan waktu, serta usaha yang tiada kenal lelah, dan permohonan do'a kepada sang kholiq semoga jalannya dimudahkan, dan berakhir dengan penuh barokah dan ridhoNya.

22.3.06

Di Ujung Maret

Maret, bulan ketiga ditahun 2006 akan segera berujung. Hmm.. saat yang ditunggu. Ujung Maret penuh penantian sekaligus ada rasa cemas. Iya cemas aja, cemas kalo-kalo semua berjalan tidak sesuai harapan, cemas kalo-kalo bapak ibu dengan logika dan penalaran mereka serta argumentasi-argumentasi yang (tidak masuk akal) memiliki pendapat berbeda, cemas kalo-kalo sang dia berubah konyol ketika terlihat visualisasi keluargaku, cemas kalo-kalo semakin cemas sehingga menambah kecemasan dalam hati yang sedang cemas (alaaahhh...!!)
tapi bodo amat ya..? let it go with the flow, buat aku sih yang penting niat baik aja, ngenalin pacarku ke keluargaku supaya saling mengenal lebih jauh. Dan mudah-mudahan kecemasan ini tidak berubah nyata.
Maret, bulan ketiga ditahun 2006 akan segera berujung. Hmm.. saat yang ditunggu. Ujung Maret yang dinanti, pulang kampung. Memecah rindu dan kangen akan hangatnya rumah dengan keluarga yang sederhana. Memecah rindu dan kangen akan belaian lembut ibu dan tauziah bijak bapak. Memecah rindu dan kangen akan baunya kamar masku yang sangat khas :). Memecah rindu dan kangen dengan sahabat kampungku. Memecah rindu dan kangen dengan suasana indah kota kecil itu yang tidak bisa didapat disini, jalanan yang tidak pernah macet, kemana-mana deket dan cuma pake sepeda ontel, makanan yang enak-enak dan murah-murah :).
Maret, bulan ketiga ditahun 2006 akan segera berujung. Hmm.. saat yang ditunggu. Ujung Maret penuh penantian sekaligus tanpa ada rasa cemas.

20.3.06

"The Magic Word"

+ Terima kasih mas, kamu sudah bantu saya
- Sama-sama pak, itu sudah menjadi tugas saya lagi pak

Dialog singkat diatas saya alami beberapa jam yang lalu, membuat saya begitu dihargai, begitu besar dan begitu berarti. Terima kasih, ya.. ucapan yang hanya terdiri dua kata yang berkesinambungan ternyata bisa berdampak positif sekali buat saya yang menerimanya.

Pada hakekatnya manusia butuh pengakuan dan penghargaan, memang.. tujuan kita beramal baik tidak lain dan tidak bukan adalah lillahi ta’ala, tapi ada ulama yang bilang, hal tersebut adalah tabiat manusia dan itu tidak menyalahi syariat. Jadi, sah-sah aja, wajar gitu loh. Dan terima kasih merupakan bentuk lain dari penghargaan, pengakuan dan rasa syukur.

Alangkah indahnya dalam hidup kita kalau setiap saat selalu diwarnai dengan ucapan-ucapan dahsyat seperti terima kasih untuk sesuatu yang orang lain lakukan untuk kita, ato juga maaf kalo kita berbuat sesuatu yang khilaf kepada yang lain.

Kalau boleh saya beranalisa mungkin ucapan terima kasih mempunyai andil yang sangat besar dalam point reward kita untuk dapet hadiah surga, kenapa.. ? terima kasih mengekspresikan rasa syukur dan kerendahan hati buat orang yang memberi, mendatangkan kebahagian bagi yang menerima, karena ucapan terima kasih tidak hanya sebuah pengakuan dan penghargaan bagi orang lain tetapi juga membangkitkan semangat, rasa percaya diri dan motivasi untuk berbuat baik lebih banyak dan lebih baik lagi.

Terima kasih tidak merugikan orang yang memberi malah justru memperkaya jiwa dan qolbu mereka. Terima kasih kata yang tidak berwujud tapi bernyawa. Terima kasih kata yang sangat sederhana namun ajaib.

Betul juga kalo orang bule bilang : "Thanks is the magic word".

7.3.06

7 - Toejoeh

tujuh keajaiban,
bintang tujuh,
langit ketujuh,
legenda jaka tarub dan tujuh bidadari,
tujuh hari dalam seminggu,
tujuh belas agustus 1945,
rumah ketujuh,
kembang tujuh rupa,
dan tujuh - tujuh yang lain, 7 - Toejoeh.blogspot.com maybe hehe...

ada apa sebenarnya dengan angka 7?
buat saya it just numeric, that's all! ya kalaupun saya menggunakan nama itu dalam blog title saya, itu gak lebih karena iseng. It means nothing.

2.3.06

Akhirnya....

keinginan pengen bikin blog sebenernya dah lama banget,
cuman baru kesampaian setelah coba - coba dan akhirnya....
sim salabim... abrakadabra...
yah beginilah hasilnya kalo yang bikin tergolong gaptek hihi..
ya anggap aja ini langkah awal sebuah perjalanan panjang,
thousands miles journey must begin with one step, kata orang bule gitu :)
yo wes lah gak usah panjang lebar.
selamat mengisi halaman ini dengan bunga-bunga hidup yang berwarna-warni.